Thursday, October 17, 2013

Trip Report : Auschwitz Concentration Camp, Poland

Membaca berita mengenai kunjungan SBY ke Polandiamengingatkan dan menyemangati  saya untuk menulis sekaligus juga sharing beberapa fotomenceritakan pengalaman  mengunjungi sebuah tempat dimana sebuah sejarah kekejaman diabadikan. Auschwitz Concentration 
Camp di Polandia.
  
Di hari yang masih dingin dibawah 20 derajat celcius di bulan Maret tahun lalu,saya bersama  rombongan menginjakkan kaki ke sebuah camp konsentrasi Nazi terbesar yg telah meninggalkan  kenangan pahit kekejaman & kekejian manusia atas manusia lainnya, Auschwitz-
Birkenau.
Camp konsentrasi Auschwitz – Birkenauterletak di Polandia kurang lebih 50 km luar kota 
Krakow. Merupakan saksi sejarah gelap masa pemerintahan Hitler dengan pasukan Nazi-nya yang hingga saat ini pun masih menimbulkan reaksi emosional untuk berbagai kalangan.






























































Situs Auschwitz-Birkenau dikunjungi lebih dari 1,6 juta orang per tahun. Memasuki gerbang 
Auschwitz, ada suasana berbeda dimana pengunjung terlihat berjalan dalam diamhanya 
sesekali berbisik sambil memotret sekelilingnya.Keheningan yg terasa mencekammembuat 
suara pemandu lewat wireless earphone  terdengar berbisik dan gesekan sepatu dengan 
daun kering terasa berisik.









































































Auschwitz – Birkenau disebut juga sebagai Gate to Hell atau Gerbang Kematian terbagi 
menjadi 3 lokasi,
Auschwitz I sebagai pusat administrasioperasional dan pengawasan.
Auschwitz II – Birkenau sebagai kamp eksekusi.
Auschwitz III – Monowitz sebagai kamp pekerja.
Walaupun dibedakan berdasarkan fungsinya tapi eksekusi dan kematian karena sebab lain 
bisa terjadi setiap saat di camp manapun.

























Auschwitz - Birkenau merupakan camp yang terbesar dengan jumlah korban diperkirakan 
juta jiwa tewas, dimana tercatat sebayak 2.500.000 tahanan menjalani hukuman mati 
dalam kamar gas atau Gas Chamber dan perkiraan 500 ribu lainnya menjalani hukuman 
dengan cara lain, terkena berbagai macam wabah penyakit atau kelaparan.
























Camp konsentrasi didirikan oleh tentara Nazi Jermantujuannya untuk menempatkan /
memenjarakan dan menjatuhkan hukuman mati para pelaku kriminal, kelompok-kelompok 
etnis tertentu atau orang-orang yang dianggap melanggar kebijakan penguasa dalam 
satu area dan 90% diantaranya adalah warga Yahudi. Camp konsentrasi ini sangat luas dengan bangunan- bagunan tua berumur hampir seratus 
tahun yang masih berdiri dengan kokoh disana.






































Dalam menjalani kehidupan di camp, para penghuninya diharuskan melakukan berbagai 
pekerjaan secara paksa tanpa bayaran dan jatah makanan yang sangat minim, sambil 
menunggu waktu untuk menjalani eksekusi.




Camp konsentrasi Auschwitz - Birkenau saat ini menjadi museum yang masih menyisakan 
kesuraman dan kengerian di sebagian besar bagiannya.Memasuki beberapa gedungterasa 
sekali hawa dinginsepisuram dan mencekam dari setiap ruangan yang dimasuki.
Ditampilkan foto-foto yang menceritakan situasi masa lalu untuk menjadi pelajaran bagi 
manusia-manusia di masa sekarang.


























Juga ditampilkan foto-foto para korban kesadisan sebuah imperium bernama Nazi Jerman,
Laki-lakiperempuan maupun anak-anak yang harus mengakhiri hidupnya secara 
mengenaskan.

























Saksi-saksi bisu bisa dilihat dari ruangan berdinding kaca yang isinya adalah guntingan-
guntingan rambut berwarna coklathitampirang yang banyak diantaranya masih berupa 
jalinan kepang utuh.
Ruangan- ruangan lain berisi sepatusisir dan sikat rambutpanci dan peralatan masak 
yang disitakoper-koper lengkap dengan isinya yang dipisah paksa dari pemiliknya, kaki 
palsu
kaca mataRibuan bahkan mungkin jutaan jumlahnya.  
Membuat perut terasa mual membayangkan situasi saat itu



Kisah calon korban dijejal seperti ternak di gerbong-gerbong tertutup dengan bau klorin 
menyengat sudah banyak dibaca dan ditonton lewat film, baik dokumenter maupun berdasar 
kisah nyataYang dianggap ’tak berguna’ dan ’bersalah’ tewas dalam hitungan detik oleh 
uap Zyclon B, hasil senyawa udara dengan granul sianida di kamar gas, atau dibiarkan 
kedinginan dan kelaparan sampai tewas.
Memasuki ruang-ruang eksekusi membuat bulu kuduk merindingmembayangkan ratusan 
ribu nyawa yang melayang di ruangan2 ini.












Masih berdirinya juga dengan angkuhnya gedung yang dulunya digunakan oleh para tentara 
SS untuk menjaga camp konsentrasi tersebut.








































Bangsal tidur dan ruang kantor para penjaga camp juga masih diabadikan dan bisa dilihat 
di beberapa bagian museum tersebut.
























Pagar-pagar beraliran listrik tegangan tinggi yang mengelilingi camp tersebut menambah 
suasana kejam yang bekasnya seolah masih bisa dirasakan hingga sekarang.











Auschwitz adalah saksi kekejaman masa lalu yang tidak diharapkan bakal terjadi lagi.
Melihat langsung saksi-saksi bisu di Auschwitz, untuk kali ini saya tidak sependapat dengan 
Ahmadinejad – sekarang mantan Presiden Iran yang mengatakan bahwa holocaust 
hanyalah sebuah mitos. Hanya saja kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina saat ini,
terasa seperti balas dendam salah sasaran yang dilakukan orang para Zionis atas perlakuan 
Nazi terhadap moyang mereka dahulu.

Mengutip Dr Armada Riyanto SJ, Direktur Sekolah Tinggi Filsafat Widya Mandala yang 
bertahun-tahun melakukan riset tentang holocaust :
Bagaimana Israel bisa menabrak nurani moral etisnya yang diyakini menjadi ciri keyahudian 
setelah Auschwitz, dengan serangan-serangan brutalnya ke wilayah Palestina ‘menjadikan’ Auschwitz tak benar-benar menjadi masa lalu,” kata Armada,
Pemusnahan oleh perang dan kebencian masih terus terjadi....”














September 2013

Yadid ARA

No comments: