Pengalaman pertama selalu membawa kesan yang sulit terlupakan, begitu pula dengan pengalaman pertama menyentuh dan merasakan langsung salju yang dingin membekukan seluruh tubuh saat perjalanan ke Austria dan Swiss di musim dingin 2008. Meskipun demikian, pertemuan-pertemuan berikutnya dengan salju tetap membekas dan meninggalkan sensasi tersendiri, sebuah pengalaman yang tidak pernah membosankan untuk dialami dan dirasakan. Mungkin ini adalah perasaan wajar dari seseorang yang berasal dari kampung tropis, yang sepanjang tahun menikmati limpahan cahaya matahari :)
Puji dan syukur atas nikmat yang Allah berikan untuk kembali merasakan pengalaman melihat dan merasakan salju beserta keindahan serta sensasinya di beberapa tempat yang berbeda.
Mt. Pilatus, Swiss
Bulan November 2008 mendapat kesempatan mengunjungi beberapa kota di Eropa seperti Paris, Milan, Roma dan untuk kedua kalinya ke Lucernce, Swiss. Salah satu lokasi wisata yang dikunjungi kali ini adalah Mt. Pilatus yang berjarak sekitar 30 menit dari Lucerne, sebuah resort musim dingin dengan salju abadi pegunungan Alpen yang indah.
View di kaki Mt. Pilatus sesaat sebelum naik kesana menggunakan kereta dengan kapasitas sekitar 75 orang.
Pemandangan dari balik jendela kereta saat mendaki menuju Mt. Pilatus. Pucuk-pucuk cemara yang terlihat berwarna putih diselimuti salju tipis, sengguh sebuah landscape indah ciptaan Tuhan yang patut untuk disyukuri.
Pondok-pondok sepanjang jalan menanjak, nampak salju yang terhampar di halaman dan atap-atapnya.
Setelah menempuh perjalanan naik sekitar 30 menit, akhirnya tiba di puncak Mt. Pilatus. Disambut dengan pemandangan indah kota Lucerne serta lapisan-lapisan awan yang terhampar dibawah kami. Jadi teringat lagu Negeri Di Awan KLA Project.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhId2za32L9vzdE6blvkBMNn9tsXnXm7CFn2-peYRK6OEJ6lXteg-3oTy-Koc6Y8GAm53ozu3g2QZvhsuE_d4mBLUgyxDFJFr-uZNsvXQuyUa23qRKrf6Fqm7p1VabsuV3KG_yVLasriQ8/s1600/pilatus+05+%25281%2529.jpg)
Menyusuri hamparan salju saat matahari bersinar cerah dengan langit yang membiru sungguh sebuah keindahan yang menawan, subhanallah...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFzCzpJaeZ0-enKIZVaaRODoZLZbcOlTrrz1S_XZcCR4Rzz8gaFXaVHyREKJwwdYtTgt7WfSxsRpzgIrOsnNS_UGhiNg8a9yxgEQ4Oqk41J-sN8DsHbVcf-dhJFUwi10I9kIOE7iNUKi0/s1600/38.jpg)
Terlihat dari kejauhan kereta merah yang naik turun membawa para wisatawan untuk menikmati indahnya puncak Pilatus.
Serta sebuah gereja kecil yang tertutup tebalnya salju, terlihat dari kejauhan.
Mt. Pilatus, pengalaman kedua yang yang tetap berkesan.
Delphi - Kalambaka, Greece
Trip pada tahun 2010 ini mengunjungi kota-kota terkenal 2 negara yaitu Turkey dan Greece. Sebuah perjalanan yang berkesan mengunjungi dua imperium dunia yang sangat terkenal yaitu Turkey Ottoman dan Yunani.
Saat perjalanan dari kota Athena menuju Meteora di Kalambaka, sebuah kompleks Monastery yang terkenal, beberapa saat setelah melewati Delphi...tanpa disangka-sangka dari kaca jendela bus yang kami tumpangi terhampar lapisan salju yang semakin lama semakin menebal. Tidak terbayangkan sebelumnya di bulan Maret, di kawasan Mediterrania, kembali bertemu dengan salju. Layaknya manusia tropis yang jarang melihat salju, antara kaget dan senang bercampur menghasilkan teriakan-teriakan norak di dalam bus :)
Saat bus stop di sebuah rest area, kenorakan yang sejak tadi terpendam akhirnya terlampiaskan.
Tiba di kota Kalambaka saat malam telah tiba. Salju turun dengan derasnya, sementara beberapa teman dengan norak keluar hotel untuk menikmati salju tipis yang turun membekukan badan, saya lebih memilih untuk menikmati duduk-duduk di lobby hotel yang dilengkapi dengan pemanas kayu bakal model lama, sambil ditemani secangkir tes panas.
Keesokan harinya, rencana mengunjungi Meteora sempat tertunda karena jalan untuk menuju kompleks monastery di puncak bukit batu tersebut tertutup lapisan salju tebal yang turun malam hari kemarin. Sambil menunggu jalan tersebut dibuka, menghabiskan waktu dengan berkeliling di sekitar hotel sambil mengabadikan lapisan salju tebal yang terserak dimana-mana.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzMir0Cf9JFm1nJsJbKPbdT9mJkxEZBnbc_IWNXUXlgt6KIvys97c1KzD18Lu810mxc2XqFIZ-C4NKnDVt4uGCPaUYPSAOr4WZiicv2GkkxnvVL_MTKfAwoJRl1P4CSJDcXJo0jJH9lEU/s1600/61.jpg)
Nampak kompleks monastery Meteora dari kejauhan.
Setelah bersabar menunggu sekitar 2 jam, kami mendapat kabar bahwa jalan sudah dibuka. Semua sudah tidak sabar untuk segera bisa sampai kesana dan penantian tersebut terbayar dengan pemandangan menakjubkan yang kami nikmati sepanjang perjalanan menanjak maupun setelah sampai di kompleks monastery tersebut.
Nampak gumpalan salju yang menempel di pucuk-pucuk pohon yang mengering laksana pohon kapas dalam kenangan masa kecil, ataupun lapisan salju tebal yang terhampar di atap-atap kompleks tersebut.
Terlihat beberapa biarawati yang sibuk membersihkan salju tebal yang menutup jalan-jalan di kompleks tersebut. Jadi ingat adegan seperti di film-film.
View kota Kalambaka yang tersaput salju dari ketinggian, dengabn latar belakang langit yang membiru...sungguh indah.
Ternyata bukan hanya manusia tropis yang senang narsis di hamparan salju, bahkan pasangan bule inipun turut menghentikan mobilnya untuk berpose dengan latar belakang salju yang menutupi jalan.
Ini adalah pertemuan tak terduga dengan salju tebal di kawasan Meditterania, sebuah pengalaman yang meninggalkan kenangan yang sulit untuk dilupakan.
Jakarta, 24 November 2013
Yadid ARA
No comments:
Post a Comment